Minggu, 30 Agustus 2009

setelah lama aq menjalani hidupku denganmu, Akhirnya tiba juga harinya...mungkin ini terakhir kalinya kita ketemu. Jangan nangis, plisss, kita udah janji supaya ga nangis...aq belum nangis, jadi tolong jangan nangis.Aq sangat menghargai dan mengerti keputusan yang lo ambil. Dgn catatan tolong jangan menangis.
akhir-akhir ini aq bertanya-tanya, "kamu mau kemana? kenapa kamu lemas banget?" senyummu yang penuh kesedihan itu berkata"aku tidak kemana-mana, aq hanya bersiap-siap" membuat perasa'anku was-was... di dalam hatiku bertanya lagi "apakah benar kamu tidak pergi?".. seminggu kita tidak bertemu, aq mulai bertanya pada teman dekatmu yang telah kau perkenalkan,, "dimana ##V#? aq dari tadi menunggunya" tapi tiada satupun dari temannya yang menjawab, malah mereka memberikan wajah yang seolah tak sanggup lagi menahan air matanya. aq semakin takut, walaupun aq tidak tau ada apa dengan dirinya,tapi aq ingin menangis untuknya, tapi aq berjanji, tidak akan menangis sebelum kamu menangis. sebulan kemudian. aq msih mencarimu, aq msih ingin menjagamu, tapi kenapa kamu menghilang? setelah itu aq terdiam di kamarq yang dingin dan kecil sambil mengingat alur cerita yang telah kita ukir, megingat senyum terakhirmu yang memberikanq banyak pertanya'an. aq memandang dengan tatapan yang hampir putus asa, tak lama kemudian aq melihat aq mendapat sebuah pesan singkat dari ##V#, saat itu aq senang, aq tertawa, aq lega karena akhirnya kmu memberi aq kabar, tapi tawaq yang lepas langsung berubah menjadi tangis yang menyakitkan dan menyesalkan,,, ternyata kamu pergi meninggalkanku untuk selamanya, aq menyesal, aq sedih, n aq tak sanggup lagi , setelah kita lalui banyak rintangan bersama, kita warnai hari dengan suka duka, akhirnya kamu pergi juga,, kini aq hanya bisa merelakanmu, akankah kita bisa bertemu lagi? kenapa kamu harus pergi secepat ini? tanpa ucapan, tanpa pesan, dan tanpa tangisanku di sisimu, maafkan aq,,,,
dapatkah kamu mendengarku di sini?
dapatkah kamu melihatku di sini?
Mengapa ada bahagia Kau ciptakan?
Tapi sampai layu senyumku
Sekali pun ku tak pernah merasakannya
Mengapa pula ada derita Kau ciptakan?
Tapi sampai kering air mataku
Aku sudah tak bisa menangis
Beginikah.. Kau pilihkan takdir untukku?
Menangis darah, memohon belas kasihmu
Serak sudah suaraku
Maka giliran hatiku yang berteriak
Menyuarakan kepedihanku
Telah kering air mataku
Tak mampu lagi ku tangisi hidupku
Terlalu berat beban deritaku
Sampai kapan, ku harus begini?
apakah susunan tubuh yang rumit ini kau ciptakan hanya untuk menerima perpisahan darinya?