setelah terdiam dan duduk lama, saya dengan 7 orang teman sekolah saya sampai di Bali, sebuah tempat yang katanya indah dan menyenangkan itu. saya sangat senang ketika menginjakkan kaki saya disana, kenapa? karena saya tidak pernah pergi jauh, tempat terjauh yang pernah saya kunjungi adalah Jogjakarta. memang tujuan sekolah kami memang bukan rekreasi melainkan study tour. Poin-poin yang telah ditargetkan diantaranya niaga game, review market, dan lain-lainnya. ertama saya akan menceritakan perjalanan saya saat riview market, sesuai namanya, riview market adalah melihat pasar atau toko yang ada di Bali. Seperti Karang Kurnia yang merupakan toko dengan barang-barang termurah (kata guidenya) disana banyak sekali barang-barang yang murah tanpa proses nego yang rumit, cukup melihat harga yang sudah ditempel. menurut saya tempat ini memang oke juga, patut untuk dikunjungi. ada juga tempat lain yang namanya pasar seni Sukawati, saya tidak menjelaskan pasar ini karena saya sudah menulis disrtikel lain.
selanjutnya ada niaga game, niaga game sengaja saya ceritakan diakhir karena panjang ceritanya. langsung saja, niaga game merupakan game perdagaangan, yaitu sebuah tantangan untuk menjual sesuatu, dalam hal ini sekolah saya mengambil kerupuk udang sebagai produknya, sebuah makanan ringan khas sidoarjo. karena ada 8 anak, kelompok dibagi menjadi 2 group, masing-masing 4, 4 anggota kelompok saya yaitu Iko, Steven, Yessi dan saya sendiri budin. tempat yang dipakai juga dibagi menjadi dua. Kenapa harus dibagi? karena kedua group ini saling bersikeras untuk menang. setelah dimulai, langsung saja group kami menawarkan kerupuk kepada orang-orang yang sedang duduk santai di pantai. Target pertama saya langsung saya datangi, karena target pembeli tadi adalah orang asing kami langsung basa-basi mempengaruhi pembeli dengan bahasa inggris tanpa malu, "excuse me sir, may i have your time for fie minutes? we from sidoarjo, bla,bla,bla" setidaknya itulah yang kami ucapkan, tapi yang membuat malu kami adalah ternyata itu orang jakarta, seketika itu saya membuang tatapan saya kerana malu, karena saya kasihan melihat teman saya menjual kerupuk sendiri saya langsung membantunya, berbagai trik penjualan yang sudah diajarkan telah saya keluarkan, jawab pembeli tadi hanya "terima kasih, mungkin lain kali". merasa tidak ada kesempatan membujuk lagi kami mencari target kedua. kali ini bener-bener orang bule.
mirip dengan cara pertama, dengan terjemahan ke bahasa indonesia jawabannya sangat tidak sopan, "makanan ini tidak sehat dengan minyak yang menempel saya seperti makan penyakit". iuhhh,.. saya lewati saja bagian ini. kami kembali menawarkan kepada banyak orang. tapi, tidak satu orang pun yang berminat untuk membeli, tidak kehabisan akal, saya meniru gaya menjual yang sangat singkat, yaitu berteriak seperti penjual makanan ringan dibis kota yang sering saya naiki, bukan main, tidak seorang pun yang menghiraukan, mungkin mereka berpikir kalau produk kita terlalu mahal, saat itu juga kami menurunkan harga per pak yang asalnya 35000 menjadi 30000. tetap sama seperti harga sebelumnya, tidak ada yang melirik, saya turunkan menjadi harga pas 25000, dan tetap tidak ada pembeli yang tertarik, yang paling gila saya mencoba jual rugi, bukan kerupuk mentah lagii yang saya jual tester dengan harga 5000. entah mereka tidak melihat kami atau kenapa lgi saya tidak tahu. yang jelas tidak ada yang kasihan kepada kami. kenapa saya menjual tester? karena saya rasa tidak higienis menjual kerupuk mentah. yeah,,, sampai terkuras habis tenaga kami, singkat pelajaran yang bisa saya tangkap "mencuri posisi itu susah".
pelajaran selengkapnya bisa anda simak di artikel Score Of Business In Kuta